Catatan Awal Tahun

12:32 PM 0 Comments

Tahun baru, katanya begitu.
Tapi salamku tetap sama; Salam, sapa, sayang.. 

Bagaimana, sudah benar terasa ada yang baru selain penulisan tanggal di lembar tugas ? Yang sekali-dua pasti kalian tipex, salah tulis. Angka 19 kalian ubah 20.

Euforia dimana-mana. Padahal langit mendung. Hujan turun. Tapi kembang api dilangit dini hari tak urung sepi. Saya pun kalau ada yang ajak pergi dan dizinkan menapaki bumi yang basah hingga dini hari, mungkin ikut serta. Tapi males, ah. Enak tiduran. Lagi pula, untuk apa? 

Setiap perayaan memang memiliki pro dan kontra. Tapi tulisan saya kali ini bukan semata-meta menggurui, mengajak berdebat, atau menyalahkan berbagai opini orang lain, dan mengagungkan opini pribadi. Tapi lebih, ke.. “aduh kenapa ya, saya jadi begini ?” dan “kenapa orang-orang bisa begitu ?” 

Tahun lalu, meskipun tidak diucap dan diumbar, dalam diri saya masih tetap tersisa sebuah harap dan tuntutan prestasi untuk digapai. Singkatnya, resolusi. Tapi setelah 365 hari berlalu, semua yang tersisa tinggal “wht th f*ck is life..” –kasar, ya ? Gapapa. Manusia bukan makhluk halus. 

Dan efeknya, di tahun ini gak ada lagi resolusi, harapan dan ekspektasi. Bukan putus asa, lebih kepada usaha meminimalisir kecewa aja. Versi saya tentunya. Meskipun, entah hidup yang seperti ini masih pantas disebut hidup atau ngga ? Sebab katanya, hidup yang tak dipertaruhkan bukanlah hidup.

Itu urusan nanti. Toh dalam hidup, sengaja atu tidak, diinginkan atau tidak, sebuah resiko akan terus ada. Sebuah ujian tetap akan Tuhan beri. Manusia adalah tokoh pelaksana. Kalau gagal dan menyerah, ya kalah. Kalau tidak mau bangkit lagi, ya mati. Tapi kalau mau usaha terus, akan ada waktunya berhasil. Setelah itu, akan ada ujian lagi. 

Hidup mah begitu. Alurnya gak bisa ditebak. Waktu gak bisa dijeda. Kamu, gak bisa kebanyakan bercanda dan istirahat di tempat. Nanti gak bakal maju. Ketinggalan usia dalam meraih mimpi. Keburu disusul si maut yang gak bisa dihindari.

Saya kalau ngomong kayak yang bener. Tapi kebanyakn yang ditulis gak terealisasi. Kenapa ? Masih belum tau. Soalnya banyak kemungkinan yang bisa menjadi jawaban. Entah karena Tuhan tak merestui, malas, logika dan hati gak selaras, pesimis, terlalu mengikuti alur tanpa berbuat apa-apa, atau.. gak tau deh. Semua kayaknya satu kesatuan. Dan itu jawabannya. 

Kembali ke euforia orang-orang terhadap tahun yang berganti. Padahal setiap hari tetap sama. Saya jadi bingung deh lama-lama. Kenapa resolusi mesti dibuat setiap tahun berganti ? Kenapa awal tahun kalian banyak bahagia ? Seolah luka kemarin hilang seiring 2019 yang tenggelam ? Saya merasa semuanya sama aja.

Perubahan terjadi bukan karena pergantian tahun bukan ? Tapi karen diri sendiri yang keras usaha dan keras hati meraih semua yang diimpikan. Punya banyak resolusi tapi ga ada yang direalisasi juga buat apa ? 

Dan ada satu hal lagi. Saya rasa beberapa manusia salah paham dengan apa itu resolusi. Sebagian yang saya temui seperti berpikir bahwa resolusi adalah sebuah harapan. Padahal bukan. Resolusi adalah keputusan yang bulat berupa permintaan yang tentu direncanakan. Resolusi adalah tuntutan bukan harapan.

Jadi sebenarnya apa sih yang kalian rayakan ? Kenapa kalian mengucap banyak harap hanya ketika tahun berganti ? Padahal dalam hidup, harapan ada setiap hari.
 
Saya bingung..
Tapi tetap,
Salam.. 

0 komentar: