Perihal Musik bagi Kesehatan Mental dan Fisik
Halo teman-teman, seperti biasa…
Salam, sapa, sayang…
Mungkin gak semua seirama soal
selera, tapi saya yakin deh kebanyakan dari kita suka karya seni yang super
asik ini. Iya, musik.
Musik bagi saya sudah menjadi
bagian yang cukup penting dalam hidup. Menjadi teman atau bahkan pelarian dari
hiruk pikuk kenyataan yang majemuk. Meskipun dalam hal ini peran saya hanya
sebatas penikmat bukan pembuat. Tapi musik adalah kebutuhan yang tak bisa saya
hindari barang sehari.
Ini mah sebenernya mau cerita aja
sih, gak akan bahas terlalu dalam dan seserius judul :(
Tapi kalau dilihat dari judul, yang
saya rasa dewasa ini memang musik berperan penting bagi kesehatan mental yang
kemudian memengaruhi kesehatan fisik. Hal tersebut saya alami sendiri. Yaah,
seperti keluhan-keluhan saya sebelumnya. Saya yang lagi sering sensitif ini
jadi sering menghabiskan waktu sendiri. Di sela waktu sendiri yang banyak
menyita tenaga lewat berpikir tapi sedikit bekerja itu, saya sering ingin
ditemani. Tapi rasanya gak butuh orang lain untuk mengisi. Dari sanalah
kemudian musik adalah satu-satunya teman.
Ngomong-ngomong, kok bisa sih musik
memengaruhi kesehatan mental dan fisik ? di luar musik adalah karya seni,
menurut beberapa penelitian memang musik bisa dijadikan media penyembuhan. Sebelum
menulis pembahasan ini tentu saya mencari referensi dari beberapa artikel lain
di google, dan ternyata banyak sekali artikel yang membahas topik serupa.
Rata-rata isi artikel tersebut
menyampaikan bahwa sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh para ahli, musik
dapat digunakan sebagai media relaksasi. Selain dipengaruhi oleh keindahan
nada, musik juga memiliki nilai estetika dari karya sastra.
Sepengetahuan saya sebagai
pendengar, pemilihan jenis musik dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari
nada dan iramanya, lirik lagunya, serta genrenya. Ada yang menyukai musik karena
nadanya yang sopan sekali masuk telinga. Ada yang menyukai musik karena liriknya
yang berhasil menyentuh jiwa. Dan ada yang memang menyukai musik karena suka akan
genrenya.
Kalau saya pribadi, bisa masuk ke
kategori suka nada dan lirik. Karena soal genre, saya gak banyak tahu dan
mafhum. Lagian genre mah apa aja yang penting pas masuk telinga ‘Assalamualaikum’
dulu. Wkwkwk…
Nah, kembali ke point curhatan
saya. Akhir-akhir ini saya sedang merasa mental saya lagi payah-payahnya. Katanya sih memang sedang fasenya. Jadi yaudah saya nikmati aja
meskipun banyak ngeluhnya.
Kadang kalau gak ingat akan bekal apa
yang harus di bawa biar masuk surga, mau mati aja rasanya. Ah, tapi saya gak mau
nyerah gitu aja. Soalnya kalau ada kesempatan, saya mau tau masa tua saya gimana.
Saya juga gak mau menghabiskan masa muda dengan sia-sia.
Kalau lagi waras gini saya memang
pandai menasehati. Tapi kalau lagi berantakan, semua yang ada di dunia termasuk
diri sendiri gak ada gunanya. Beruntung saya punya perlengkapan bermeditasi –handphone, earphone, dan lagu-lagu indie.
Wkwkwk.
Gak, gak, bercanda. Gak cuma lagu
indie. Intinya saya selalu mengalihkan segala beban ke musik. Lagu-lagu yang
sering saya dengar ya sesuai suasana hati. Tapi kalau lagi tertekan gitu
alternatif paling tepat yaa lagu-lagu indie.
Saya lagi benar-benar jatuh pada
karya Bhaskara Putra (Hindia). Tenggelam ke dalam lirik di setiap larik lagu-lagunya.
Terbuai nada dan irama yang sopan banget masuk telinga. Pokoknya jatuh cinta
dalam takaran Secukupnya.
Ada lagi musisi yang lagu-lagunya
enak banget didengar dan dijadikan bahan evaluasi. Yaitu Kunto Aji. Album
Mantra-mantranya benar-benar menyihir suasana hati yang semula buntu menemukan
pintu.
Kemudian ada Nadin Amizah, yang lagu-lagunya
sangat menenangkan. Membuat melayang tapi tak menelan kesadaran. Ibarat sedang
berharap, saya paham betul bahwa harus ada satu tempat yang tersisa untuk kenyataan.
Tapi gak melulu. Saya gak mau juga
menggiring persepsi kalian bahwa saya anak indie murni. Gaaakkkk…
Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, saya mendengar musik juga sesuai suasana hati. Kalau lagi pengen
denger lagu pop, rock, heavy metal, klasik, oldies, blues, hiphop, atau bahkan
dangdut, ya saya dengar. Karena sejatinya, semua elemen musik berpengaruh
terhadap mental dan fisik.
Hindia, Kunto Aji, dan Nadin Amizah
hanya beberapa contoh saja. Yang kebetulan memang patut di rekomendasi.
Tapi serius deh, untuk menemani bermeditasi
lagu-lagu dari musisi indie, oldies, musik klasik, dan musik-musik relaksasi
seperti suara air hujan, air sungai, suara hutan serta kicau burung yang
bersahutan di alam terbuka adalah alternatif yang tepat. Versi saya. Hehehe…
Wah tulisannya panjang dan kayaknya
cukup membosankan. Ah, biarin ah. Sayang kalau sudah ditulis tapi gak
dibagikan.
Saya kasih kesimpulan deh kalau
begitu. Musik itu keindahan. Sedang hidup dan kenyataan tak melulu begitu. Jadi,
saya rasa musik dapat membantu kamu mengurangi beban pikiran. Meningkatkan konsentrasi,
membantu relaksasi dan mengurangi depresi.
Segitu dulu, sampai jumpa di lain waktu.
Meskipun tidak selalu, tapi harus tetap bahagia berkali waktu.
Tetap berenergi dan jadi pribadi yang asik.
Serta jangan lupa dengar musik.
Salam.
.png)
0 komentar: