Akhir Tahun di awal tahun

8:30 PM 0 Comments


Halo, sudah tahun 2021.
Tahun baru.
Salam, sapa, dan sayang selalu…

Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu baik. Sudah tanggal enam. Jika melihat kilas balik perjalanan di tahun 2020, rasanya banyak sekali duka dan luka. Entah yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar.

Tapi, ada yang lucu. Tahun 2020 lalu terasa penuh sesak dan pilu. Bagi saya, tahun 2020 justru tahun yang penuh jeda. Gak jarang terlihat buntu, tapi sadar gak, di tahun 2020 banyak moment baru yang justru seharusnya menjadi moment paling dasar dalam hidup manusia.

Si kurang tidur jadi banyak tidur, si sibuk jadi banyak waktu, mekipun layar laptop atau telepon genggam terus menyala, kanan-kiri hangat peluk keluarga. Yah, meskipun banyak sekali kepulangan orang-orang tersayang ke pelukan Tuhan, namun sekali lagi, hal itu tak sedikit memberi kesadaran pada kita yang masih diberi kesempatan menjelajah dunia untuk terus dan tetap menjadi manusia serta hamba yang baik pun bijaksana.

Saya justru merasa ada beberapa hal yang dibebaskan dari dalam diri saya. Meskipun, yah.. tetap ada juga yang masih terpenjara. Hehe…

Dan di akhir tahun lalu (benar-benar di hari terakhir di tahun 2020), saya menyadari sesuatu. Biar saya ceritakan asal-mulanya dulu…

31 Desember 2020

Saya bangun tidur dan tiba-tiba kepikiran “Yaampun, udah akhir tahun. Besok udah tahun baru”. Saya sama sekali gak ada inisiatif untuk menutup tahun dengan melakukan hal-hal yang belum pernah saya lakukan. Bangun tidur, yah, saya ke kamar mandi, membilas pakaian, sarapan sama emak saya, ngobrol sebentar mendengar beliau menceritakan ulang masa mudanya, bantu beres-beres biar gak terus dicap “anak yang gak ada kerjanya di rumah”, lalu setelah itu menungu waktu berjalan hingga pukul 09.30 WIB.

Setelah melakukan beberapa obrolan ringan di roomchat teman-teman semasa Sekolah Menengah Pertama dulu, saya pamit pada si emak untuk pergi keluar rumah bersama mereka.

Biasanya saya gak terlalu semangat kalau mau keluar rumah. Apalagi ketemu banyak orang. Tapi hari itu saya cukup senang.

Singkat cerita. Hari itu saya dan teman-teman saya ceritanya mau kasih surprise ke Icong. Di hari sebelumnya dia habis ulang tahun. Meskipun sebenarnya tujuan kita ketemu, ya buat meriahkan akhir tahun aja. Bukan semata-mata merayakan ulang tahunnya. Xixixi…

Ketemu mereka (yang hari itu full team), rasanya saya ditarik kembali ke masa remaja. Hal-hal yang dibicarakan cuma perihal kesenangan, kekonyolan dan hal-hal yang gak penting untuk dibahas sebenarnya. Tapi porsi bahagia yang tercipta sangat penting untuk melengkapi 2020 dan menjadi penutup tahun itu.

Hampir setengah hari saya habiskan waktu saya bersama mereka. Pulangnya, ketika saya melihat beberapa moment yang sempat diabadikan, saya menyadari sesuatu sekaligus menyesalinya. Akan terdengar sangat melankolia kalau saya tulis di sini, tapi beneran, sih, saya gak bohong. Perasaan saya benar-benar senang. Hampir 10 tahun kami sama-sama. Tanpa sedikitpun ada cerita yang berisi luka. Hampir 10 tahun kita berbagi tawa, saling menghina, tapi bercanda. Hampir 10 tahun mereka menjadi bagian dari perjalanan hidup saya yang gini-gini aja. w0w!

“Ampun Tuhan, saya sering lupa hadirnya mereka membawa banyak kesan.”
“Terima kasih Tuhan, tanpa mereka hidup saya membosankan.”

Panjang umur pertemanan.
Berkah usia kalian teman-teman.

Salam, penuh sayang.

0 komentar: