Catatan Akhir Tahun

11:32 AM 0 Comments

Kita awali dengan salam, sapa, sayang.. 
Di sepanjang tahun 2019, banyak maaf terutama pada diri sendiri dan beberapa pribadi yang terkena imbas tak menyenangkan untuk dikenang, dengan, atau tanpa disengaja. 

Perjalanan yang cukup memiliki banyak catatan evaluasi. Yang banyak melahirkan keluh dan menanam penyakit hati. Yang hampir mematahkan mimpi diantara kepingan hati yang hancur lebih dulu. Hanya berat yang dirasa sebab sering merasa sendiri. Lupa diri bahwa beberapa dari mereka yang diinginkan hadir sama kusut dan kehilangan arti. 

2019, banyak tangis yang pecah meski entah karena apa. Kebebasan yang dirasa sempat dirampas; kehilangan seorang teman yang senang dan kenang bersamanya sangat membekas; pencarian arti hidup yang penuh halang rintang; datang-perginya mereka yang sempat mengetuk pintu hati tanpa permisi; egoisme dan apatisme yang meninggi; seenak hati pada hati yang memberi, namun ketika Tuhan membalas uji lewat orang lain, si diri dengan tak tahu diri lantang memaki; dan perasaan tak berguna yang menyelimuti badan diantara gigil sepi kemarau panjang. 

Sungguh, tahun yang berjalan sangat cepat namun terasa lambat sebab terlalu banyak sambat. Tapi kalau dipikir-pikir, banyak sekali pelajaran yang didapat dan harus diemban agar di tahun yang akan datang, hal-hal berat yang sempat terjadi tidak terulang.

Harapan untuk tahun yang akan datang tentu tetap ada, meskipun saya tidak mau terlalu banyak berharap. Resolusi juga tak perlu dicatat, dalam suasana hati yang masih sarat makna cukup jalani tahun 2020 nanti dengan tak banyak menanam penyakit hati. Memperkecil jarak diri dengan Tuhan. Berserah diri tapi tak menyerahkan kendali pada entah hati atau logika.

Namun kembali lagi, jika memang rancang rencana adalah jalan kemanusiaan –yang meski ditertawakan Tuhan– saya  akan. Sebab manusia candu akan bahagia, menolak penuh segala bala. Meski sekali-dua Tuhan beri bencana, namun Tuhan janjikan bahwa hidup kan baik-baik saja. Seperti kutipan yang saya ambil dari tulisan Raka Ibrahim; Adapun janji Tuhan tak akan pernah sia-sia dan tak akan kadaluwarsa.” 

Saya Gebrina, dengan segala rasa haru, berterima kasih pada teman-teman yang sudah mau membaca. Entah karena sengaja, penasaran, atau kebablasan baca meski di awal hanya berencana melihat-lihat saja.

Selamat mengakhiri tahun penuh pilu. Banyak semoga dari pribadi kita masing-masing di tahun selanjutnya. Yang meski sekali-dua jatuh akan terulang, tapi semoga tidak pernah lelah untuk bangkit dan melawan tawa dunia. Kecuali kita, karena aamiin kita tak pernah bercanda.

Salam..

0 komentar: